Kenali Penyebab Plasenta Previa dan Gejalanya

Kenali Penyebab Plasenta Previa dan Gejalanya

Masa kehamilan menjadi salah satu masa menegangkan bagi para ibu. Apapun bisa terjadi, termasuk pada tumbuh kembang bayi di dalam perut. Sebelum membahas lebih dalam mengenai penyebab plasenta previa pahami lebih dulu apa itu organ plasenta. Plasenta sering juga disebut lapisan penghubung antara ibu dan bayi.

Plasenta menghubungkan melalui tali pusar. Tali pusat tersebut mendistribusikan oksigen dan nutrisi. Seiring dengan perkembangan, plasenta berisiko bermasalah dan cenderung menghambat pertumbuhan, serta perkembangan bayi. Salah satu masalah plasenta yang bisa terjadi adalah plasenta previa.

Gejala dan Penyebab Plasenta Previa

Kondisi ini merupakan komplikasi kehamilan yang terjadi ketika plasenta berada di bagian bawah rahim. Serviks (leher rahim) menjadi tertutup sebagian atau seluruhnya, sehingga sulit untuk mempersiapkan persalinan.

Hal tersebut bisa terjadi karena plasenta bersentuhan langsung. Plasenta juga berfungsi untuk membuang produk limbah yang tidak lagi dibutuhkan oleh janin. Plasenta harus berada di bagian atas atau samping rahim, bukan di bawah rahim. Menutupnya serviks berisiko menyebabkan perdarahan hebat.

Gejala plasenta previa sering tidak disadari oleh wanita yang terkena karena menganggap darah yang keluar merupakan gejala menstruasi ringan selama kehamilan. Padahal keluarnya darah atau flek tersebut berupa perdarahan (bisa kecil atau besar), biasanya terjadi pada akhir trimester kedua atau ketiga, dan kambuh selama beberapa hari.

Selain itu, pendarahan bisa terjadi setelah berhubungan seksual saat hamil. Pada kondisi ini perut biasanya merasakan kontraksi atau kram.

Faktor Penyebab Plasenta Previa

  1. Hamil di usia 35 tahun ke atas.
  2. Ibu hamil adalah perokok.
  3. Bentuk rahim yang tidak normal.
  4. Kehamilan yang kedua dan seterusnya.
  5. Kehamilan dengan bayi kembar.
  6. Posisi janin yang tidak normal seperti menyamping.
  7. Memiliki riwayat plasenta previa.
  8. Memiliki riwayat keguguran.
  9. Memiliki riwayat operasi rahim, termasuk operasi caesar, kuretase, dan pengangkatan fibroid rahim.

Perawatan dan Pengobatan Plasenta Previa

Dalam penanganan kondisi ini, dokter akan lebih dulu mengamati tingkat keparahan yang terjadi. Sangat bisa diminimalisir bila ibu hamil rutin check up ke dokter, sehingga kondisi ibu dan bayi dalam kandungan selalu di bawah pengawasan. Sebelum menentukan pengobatan, beberapa hal yang harus dicek terlebih dahulu yaitu:

  • Volume perdarahan.
  • Intensitas terjadinya pendarahan.
  • Kondisi di masa kehamilan.
  • Mengamati kesehatan ibu dan anak.
  • Mengamati kondisi plasenta dalam rahim.

Bila kondisinya tergolong tidak terlalu parah dan masih bisa diatasi dengan pengaturan pola hidup, serta obat-obatan, ibu disarankan untuk melakukan pengobatan yang meliputi:

  • Mempelajari lebih lanjut tentang kondisi kehamilan dan kesehatan diri sendiri.
  • Perbanyak istirahat dan hindari aktivitas yang menyebabkan kelelahan berlebih.
  • Menstabilkan suasana hati dan emosi, menghindari stres.
  • Konsumsi asupan makanan bernutrisi dan bergizi cukup.
  • Ikuti saran dokter.

Penyebab pasti dari plasenta previa tidak diketahui dan pada dasarnya tidak ada cara yang pasti untuk mencegah kondisi ini. Namun, wanita hamil dengan faktor risiko tersebut harus mewaspadai risiko. Selain itu, wanita perokok aktif pun berisiko tinggi alami kondisi ini, sehingga ibu disarankan untuk berhenti merokok selama kehamilan.

Berusaha menghindari perasaan stres dan aktivitas berat bisa jadi cara lain untuk menstabilkan kondisi kandungan untuk tetap sehat. Walau begitu, melakukan olahraga ringan tetap disarankan. Seperti lakukan gerakan senam untuk ibu hamil.

Wanita hamil juga wajib memeriksakan rahim secara teratur, karena penyebab plasenta previa dapat didiagnosis dari dini dengan melalui USG. Untuk mendiagnosisnya dokter kandungan biasanya melakukan kombinasi USG perut dan transvaginal.

Leave a Reply